Minggu, 26 Mei 2013

Sejarah Panjang Nusantara ( Meniti jejak-jejak sejarah Nusantara bagian 3)-Habis

Berikut adalah uraian tentang silsilah Kerajaan-kerajaan Besar
[Kerajaan Induk] di Nuswantara mulai dari Jaman Besar Kali Swara, Kali Yoga, sampai Kali Sangara.

1. Kali Swara [ jaman penuh suara alam ]
Dibagi atas 7 Jaman Sedang [Sapta Kala], yaitu :

Kala Kukila | 0 - 100 Tahun Surya 
a kerajaan Keling
b kerajaan Purwadumadi
c kerajaan Purwacarita / Purwakandha
d kerajaan Magadha
e kerajaan Gilingwesi
.f kerajaan Sadha Keling

Kala Budha | 101 - 200 Tahun Surya 
.a kerajaan Gilingwesi
b kerajaan Medang Agung
c kerajaan Medang Prawa
d kerajaan Medang Gili / Gilingaya
e kerajaan Medang Gana
f kerajaan Medang Pura
g kerajaan Medang Gora
h kerajaan Grejitawati
i kerajaan Medang Sewanda

Kala Brawa | 201 - 300 Tahun Surya 
a kerajaan Medang Sewanda
b kerajaan Medang Kamulyan
c kerajaan Medang Gili / Gilingaya

 Kala Tirta | 301 - 400 Tahun Surya 
a kerajaan Purwacarita
b kerajaan Maespati
c kerajaan Gilingwesi
d kerajaan Medang Gele / Medang Galungan

Kala Rwabara | 401 - 500 Tahun Surya 
a kerajaan Gilingwesi
b kerajaan Medang Kamulyan
c kerajaan Purwacarita
d kerajaan Matswapati
e  kerajaan Wiratha Wetan
f kerajaan Gilingwesi

Kala Rwabawa | 501 - 600 Tahun Surya 
a kerajaan Galuh
b kerajaan Purwacarita
c kerajaan Wirata Anyar

Kala Purwa | 601 - 700 Tahun Surya 
a kerajaan Wirata Kulon
b kerajaan Hastina Pura

2. Kali Yoga [ jaman pertengahan ]
Dibagi atas 7 Jaman Sedang [Sapta Kala], yaitu :

Kala Brata | 701 - 800 Tahun Surya 
a kerajaan Hastina Pura

Kala Dwara | 801 - 900 Tahun Surya 
a kerajaan Hastina Pura
b kerajaan Malawapati
c kerajaan Dahana Pura
d kerajaan Mulwapati
e kerajaan Medang Penataran
f kerajaan Kertanegara

Kala Dwapara | 901 - 1.000 Tahun Surya 
a kerajaan Pengging Nimrata
b kerajaan Galuh
c kerajaan Prambanan
d kerajaan Medang Nimrata
e kerajaan Grejitawati

Kala Praniti | 1.001 - 1.100 Tahun Surya 
a kerajaan Purwacarita
b kerajaan Mojopura
c kerajaan Pengging
d kerajaan Kanyuruhan
e kerajaan Kuripan
f kerajaan Kedhiri
g kerajaan Jenggala
h kerajaan Singasari

Kala Teteka | 1.101 - 1.200 Tahun Surya 
a kerajaan Kedhiri
b kerajaan Galuh
c kerajaan Magada
d kerajaan Pengging

Kala Wisesa | 1.201 - 1.300 Tahun Surya 
a kerajaan Pengging
b kerajaan Kedhiri
c kerajaan Mojopoit (Majapahit)

Kala Wisaya | 1.301 - 1.400 Tahun Surya 
a kerajaan Mojopoit
b kerajaan Demak
c kerajaan Giri

3. Kali Sangara [ jaman akhir ]
Dibagi atas 7 Jaman Sedang [Sapta Kala], yaitu :

Kala Jangga | 1.401 - 1.500 Tahun Surya 
a kerajaan Pajang
b kerajaan Mataram

Kala Sakti | 1.501 - 1.600 Tahun Surya 
a kerajaan Mataram
b kerajaan Kartasura

Kala Jaya | 1.601 - 1.700 Tahun Surya 
a kerajaan Kartasura
b Kesultanan Surakarta
c Kesultanan Ngayogyakarta

Kala Bendu | 1.701 - 1.800 Tahun Surya 
a Kesultanan Surakarta
b Kesultanan Ngayogyakarta
c Indonesia (Republik)

Kala Suba | 1.801 - 1.900 Tahun Surya

Kala Sumbaga | 1.901 - 2.000 Tahun Surya 

Kala Surata | 2.001 - 2.100 Tahun Surya


Minimal mulai dari sekarang sangat penting bagi para anak bangsa untuk mengetahui betapa hebat dan
luhurnya peran para leluhur Nuswantara ini, terbukti dengan telah tersusunnya silsilah kerajaan-kerajaan
Nuswantara mulai dari peradaban awal sampai saat sekarang, para anak bangsa tidak hanya
sekedar mengenal Kerajaan Mataram, Majapahit, Singasari, Kuripan dan Kediri saja; akan tetapi masih
banyak kerajaan-kerajaan di peradaban yang lebih lama yang entah oleh sebab apa sekarang ini
kebesaran Kerajaan tersebut telah digeser ke cerita mitos. Adalah penting semua kebesaran dan
kehebatan leluhur kita jatuh kepada kita sendiri sebagai anak cucu yang seharusnya mewarisinya.
Metode penelitian dan penelusuran yang digunakan selama ini adalah dengan mengkompilasikan studi
literasi pada relief-relief, prasasti-prasasti serta rontal-rontal kuno yang dipadukan dengan Sastra
Cetha, sastra yang tidak tersurat secara langsung. Sastra Cetha sendiri adalah sebuah informasi tak
terbatas yang sudah digambarkan oleh alam semesta secara jelas, sebegitu jelasnya sehingga sampai
tidak dapat terlihat kalau kita menggunakan daya penangkapan yang terlalu tinggi dan rumit :-)
Belajar dari tanah sendiri, belajar dari ajaran Leluhur Nusantara sendiri, belajar banyak dari alam
semesta, di mana bumi diinjak, di situ langit dijunjung.


Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarahnya (Ir. Soekarno : bapak ploklamator Indonesia)

Sumber : Tim Turangga Seta (www.lakubecik.org)